Mengenal perbedaan HTTP dengan HTTPS

Apa itu HTTP dan Apa itu HTTPS dan apakah perbedaan dari kedua kata itu.

BLOG GADGET KEREN

Blog ini dikususkan untuk anda yang sering update dunia teknology khususnya gadget.

Jual Aksesoris komputer

Untuk anda yang ingin aksesoris komputer dengan budget kecil.kami bisa melayani partai kecil maupun besar HARA KOMPUTER Jl.Majapahit Gg. Kelinci Untuk pemesanan kirim aja ke No Hp :081227332927 dan e-mail :casdeindra@gmail.com (admin)

UNIVERSITAS STIKUBANK ( UNISBANK ) SEMARANG

Raih masa depanmu dan jadilah orang yang berguna di unisbank semarang

INFORMASI ABOUT PROTOWETAN

Tanah Proto atau "Tanah Parwoto" dulu adalah daerah kekuasaan Kerajaan surakarta .tanah yang asri,tanah yang banyak sekali sumberdaya alamnya dan orang - orangnya pun ramah tamah dan lohjinawi

Selasa, 27 November 2012

Tips dan Trik

Alhamdulilah pada kesempatan kali ini saya selaku admin ingin sekali membagi ilmu kepada pecinta internet .pada rubrik Tips dan trik kali ini sangatlah berbeda dengan yang lainya.disini akan disertai contoh - contoh yang sangat detail untuk menyempurnakan Tips dan Trik pada kali ini.Tips dan Trik ini meliputi seluruh aspek kehidupan di dalam bermasyarakat .Sehingga didalam menjalani kehidupan tidaklah srumit yang dibayangkan. Berikut adalah Index list Tips dan Trik

Senin, 19 November 2012

Pengertian dasar listrik


Pengertian dasar listrik adalah perbandingan antara beda potensial  (V) antara dua titik dari konduktor dengan arus (I) yang melaluinyaadalah konstant,apabila temperatur dari konduktor tidak berubah. dengan kata lain : V/I=Constant, atau V/I=R dimana R = tahanan dari koduktor diantara dua titik tersebut

contoh soal

1.suatau koil dari tembaga mempunyai tahanan 90 pada 20 derajat C, dan di bungkan pada jala 230 V
Berapakah tegangan harus dinaikan agar supaya arusnya constant, bila temperatur dari koil naik menjadi 60
derjat c.Coificient temperatur  dari tembaga = 0,00428 dari 0 derajat C.


jawab

R60/R20 = 1 + 60 X 0.00428/ 1 + 20 X 0,00428

R60     = 90 X 1,2568/1,0856 = 104,2

Arus pada 20 derajat    230/90 =23/9  A

Untuk tahanan kawat sebesar 10,2 pada 60 derajat C ,Maka tegangan  =

104,2 x 23/9 = 266,3 V.

Dan kenaikan tegangan yang diperlukan :

266,3 - 230 = 36,3 V


Rangkaian sederhana

adalah persyaratan minimum atau yang sederhana untuk sebuah rangakaian listrik.Rangkaian adalah susunan atau sambungankawat.Rangkaian Listrik adalah suatu rangkaian yang terdiri dari sumber g.g.l. ,kawat - kawat penghubung  dan beban.Sedangkan beban ini mempunyai tahanan.Cara menghubungkan tahanan - tahanan dalam rangkaian listik ada tiga macam yang banyak digunkan dalam penggunaannya. adapun tiga macam tersebut adalah :
1.Tahanan Paralel
2.Tahanan Seri
3.Tahanan Kompon

1.hubungan seri (deret) dari tahanan

   Bila tahanan penghantar mempunyai tahanan R1,R2, dan R3 ; Satu sama lain dihubungkan pada ujung - ujungnya , maka hubungan
ini dikatakan hubungan deret atau seri

Gambar 1.4



Tahanan pengganti atau tahanan  total antara titik A dan D adalah sama dengan jumlah dari ketiga tahanan tesebut

R Total = R1 + R2 + R3

Arusnya yang melalui setiap tahanan mempunyai harga sama

I = I1 = I2 = I3

Tegangan antara titik A dan D adalah sama dengan jumlah tegangan dari masing - masing tahanan

V = V1 + V2 + V3
V1= I1 . R1 = I.R1
V2= I2 . R2 = I.R2
V3= I3 . R3 = I.R3

V1 + V2 + V3 = IR1 + IR2 + IR3
V= IR1 + IR2 + IR3

Kamis, 15 November 2012

Macam - Macam dan cara kerja Sensor

Pada kesempatan kali saya selaku admin dari blog ini akan menyampaikan kepada anda anda semua yang mencari artikel tentang sensor.pada postingan kemaren saya telah menjelaskan pengertian sensor .intinya sensor itu merubah sesuatu dengan apapun keadaanya.dan penggunaannya pun sangat beragam dan bervariasi menurut fungsi dan kegunaannya berikut akan kami jelaskan macam - macam sensor dan cara kerja

Resistance Temperatur Detector 
Sensor temperatur berdasar prinsip kenaikan resistansi logam (metal) yang sebanding dengan kenaikan temperatur.
Jenis – jenis metal : platinum (repeatable, sensitive, mahal), nikel (kurangrepeatable, kurang sensitive, murah),
        dan lain-lain.

Sensitivitas
Dilihat dari rasio perubahan pada tahanan dan temperatur.
Platinum : 0.004/oC, nikel : 0.005/oC.

Waktu respon
Sekitar 0.5 sampai 5 detik atau lebih. Kelambatan respon ini disebabkan kelambatan konduktivitas termal untuk membawa alat ke kondisi thermal equilibrium dengan lingkungannya. 
Besarnya time constants berbeda untuk kondisi “free air” (respon lambat) dan kondisi “oil bath” (respon cepat).


Konstruksi  
Berupa gulungan/belitan sejenis kawat dari logam tertentu.
Ada juga yang dilindungi oleh sheat atau protective tube yang sangat penting untuk lingkungan yang “tidak aman”, meski hal itu menaikkanwaktu respon.

Signal conditioning
Karena perubahan resistansi terhadap perubahan temperatur sangat kecil (0.4%), RTD biasanya digunakan dalam rangkaian jembatan. (Lihat Gambar 2.7, “PCIT”)
Supaya resistansi kabel tidak berubah saat resistansi RTD berubah, perlu ditambahkan compensation line.  

Range
Range efektif RTD bergantung pada jenis kawat yang digunakan sebagai elemen aktif. Untuk jenis platinum rangenya –100oC sampai 650oC, sedang untuk jenis nikel rangenya dari –180oC sampai 300oC.  

5.2 Sensor Posisi

A. Potentiometric
Sensor posisi paling sederhana dengan melibatkan perpindahan wiper pada potensiometer. Alat ini mengubah gerakan linear atau anguler menjadi perubahan resistansi yang dapat dikonversi secara langsung menjadi sinyal tegangan atau arus. Lihat Gambar 5.1, “PCIT”.

B. Linear Variable Differential Transformer (LVDT)

Prinsip kerja
Berdasar prinsip variable reluctance, dimana inti yang bergerak bertujuan untuk mengubah fluks magnetik diantara 2 gulungan kawat atau lebih. Lihat Gambar 5.8, “PCIT”.
Intinya berupa material transparan (permeable) yang dapat bergerak bebas melalui bagian tengah dari form. Coil primer dieksitasi oleh sumber tegangan ac. Fluks yang terbentuk oleh coil primer dihubungkan dengan 2 coil sekunder, menginuksikan tegangan ac pada masing – masing coil.
Ketika inti diletakkan di tengah, tegangan yang diinduksikan coil primer besarnya sama. Jika inti bergerak ke salah satu sisi, tegangan ac yang lebih besar akan diinduksikan ke coil yang dekat, sedangkan coil yang lain menerima induksi tegangan ac lebih kecil. Selain itu, juga terjadi perubahan fase tegangan yang berhubungan dengan arah gerakan inti. 
Jika 2 coil sekuder dihubungkan secara seri, maka 2 tegangan akan dikurangkan, sehingga terbentuk selisih tegangan.
Signal Conditioning
Terdiri dari rangkaian pendeteksi fasa dari selisih tegangan coil sekunder.
Output berupa tegangan DC yang amplitudonya berhubungan dengan seberapa jauh perpindahan inti dan polaritasnya menunjukkan arah gerakan inti.
Sensor Strain
A. Metal Strain Gauges (SGs)
Prinsip kerja 
Strain  : hasil pemberian gaya atau tekanan pada benda padat/solid.  
Sensor ini bekerja berdasar perubahan resistansi logam yang disebabkan logam tersebut berubah panjangnya.
 
Dimana :         
 R = perubahan resistansi         l  = perubahan panjang

                      R0  = resistansi mula-mula        l0  =  panjang mula-mula 


Instalasi
Cara memasang SG ini dilakukan dengan melekatkan kabel logam atau foil pada elemen yang akan diukur strainnya. Kemudian saat elemen tersebut ditekan dan berubah bentuk, maka SG juga akan berubah bentuk dan menghasilkan perubahan resistansi.
Spesifikasi SG diindikasikan oleh Gauge Factor
GF =   

Dimana :  = perubahan kecil pada resistansi gauge karena strain.
   Strain =    = perubahan kecil pada 
Konstruksi
Berupa logam tipis yang dilekati elemen kabel atau foil.
Umumnya unidirectional, hanya memberi respon di salah satu arah saja. 
Signal Conditioning
Menggunakan rangkaian jembatan karena perubahan resistansi yang kecil dan adanya efek temperatur





Pengertian Sensor

Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik disebut Transduser.
Pada saat ini, sensor tersebut telah dibuat dengan ukuran sangat kecil dengan orde nanometer. Ukuran yang sangat kecil ini sangat memudahkan pemakaian dan menghemat energi.Besaran yang paling banyak diukur : posisi, force, kecepatan, percepatan, tekanan, level, flow, temperature.

2. Spesifikasi Statik

  • Ditentukan oleh manufacturer melalui kalibrasi.
Error           :
·         Definisi  : perbedaan antara nilai variabel yang sebenarnya dan nilai pengukuran variabel.
·         Seringkali nilai sebenarnya tidak diketahui. Untuk kasus tersebut accuracy akan menunjukkan range/bound kemungkinan dari nilai sebenarnya.
Accuracy     :
·         Istilah ini digunakan untuk menentukan error keseluruhan maksimum yang diharapkan dari suatu alat dalam pengukuran.
·         Accuracy biasanya diekspresikan dalam inaccuracy.
·         Beberapa jenis accuracy terhadap :
1.      Variabel yang diukur.
Misal : akurasi dalam pengukuran suhu ialah  2oC, berarti ada ketidak akuratan (uncertainty) sebesar  2oC pada setiap nilai suhu yang dikur.
2.      Prosentase dari pembacaan Full Scale instrumen.
Misal : akurasi sebesar  0.5% FS pada meter dengan 5 V Full Scale, berarti ketidakakuratan pada sebesar  0.025 volt.
3.      Prosentase span (range kemampuan pengukuran instrumen).
Misal : jika sebuah alat mengukur  3% dari span untuk pengukuran tekanan dengan range 20-50 psi, maka akurasinya menjadi sebesar (0.03) (50 – 20) = 0.9 psi.
Sensitivity
  • Definisi : perubahan pada output insrtumen untuk setiap perubahan input terkecil.
  • Sensitivitas yang tinggi sangat diinginkan karena jika perubahan output yang besar terjadi saat dikenai input yang kecil, maka pengukuran akan semakin mudah dilakukan.
  • Misalnya, jika sensitivitas sensor temperatur sebesar 5mV/oC berarti setiap perubahan input 1oC akan muncul output sebesar 5 mV.
Repeatibility
  • Definisi : pengukuran terhadap seberapa baik output yang dihasilkan ketika diberikan input yang sama beberapa kali.
  • Repeatibility vs Accuracy (lihat Gambar 3-3, “ICE”)
  • Persamaan :   repeatibility  =   

Hysteresis

  • Definisi : perbedaan output yang terjadi antara pemberian input menaik dan pemberian input menurun dengan besar nilai input sama. (Lihat Gambar 3-6, “Industrial Control Engineering”)
  • Salah satu indikator repeatability.

Linearity

·         Definisi : hubungan antara output dan input dapat diwujudkan dalam persamaan garis lurus.
·         Linearitas sangat diinginkan karena segala perhitungan dapat dilakukan dengan mudah jika sensor dapat diwujudkan dalam persamaan garis lurus. (Lihat Gambar 3-3, “ICE”).

3. Spesifikasi Dinamis
  • Menunjukkan seberapa baik respon sensor terhadap perubahan pada inputnya secara kontinyu dan teratur.
  • Dilakukan dengan memberikan input step dan sinusoidal.

Input Step

  • Jika sensor berorde satu, parameter yang diamati : rise time, time constant, dan dead time. (Lihat Gambar 3-8 sampai 3.10, “ICE”)
    • Rise Time : waktu yang diperlukan agar output mencapai 10 – 90% dari respon penuh saat diberikan input step.
    • Time Constant : waktu yang diperlukan output untuk mencapai 63.2% dari nilai maksimal yang mungkin.
    • Dead time : waktu yang diperlukan output untuk mulai berubah.
  • Jika sensor berorde dua, parameter yang diamati : damping coefficient, resonant frequency, settling time, dan   percent overshoot. (Llihat Gambar 3-11, 3-12, “ICE”)
    • Damping coeffecient dan  resonant frequency menentukan bentuk dan waktu respon sensor.
    • Settling time adalah waktu yang diperlukan sampai terbentuk output yang diinginkan.
    • Percent Overshoot adalah besarnya lonjakan respons output dibanding kondisi stabil.

4. Pertimbangan dalam Desain

Misal : temperature transducer
1.      Identifikasi “natur” pengukuran
Tahap ini meliputi nilai nominal dan range pengukuran temperatur, kondisi fisik lingkungan dimana pengukuran dilakukan, kecepatan pengukuran yang diperlukan, dan lain-lain
2.      Identifikasi sinyal output yang dibutuhkan
Kebanyakan output yang dihasilkan sebesar : arus standar 4 – 20 mA atau tegangan yang besarnya diskalakan untuk mewakili range pengukuran temperatur. Mungkin ada kebutuhan lain sepertai isolasi impedansi output, dan lain-lain. Dalam beberapa kasus mungkin diperlukan digital encoding pada output.
3.      Memilih sensor yang tepat.
Berdasar langkah pertama, kita pilih sensor yang sesuai dengan spesifikasi : range dan lingkungan. Selanjutnya, harga dan ketersediaan sensor juga harus dipertimbangkan.
4.      Mendesain pengkondisi sinyal yang dibutuhkan.
Dengan pengkondisi sinyal, output dari transducer akan diubah menjadi bentuk sinyal output yang kita perlukan.