Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik disebut Transduser.
Pada saat ini, sensor tersebut telah dibuat dengan ukuran sangat kecil dengan orde nanometer. Ukuran yang sangat kecil ini sangat memudahkan pemakaian dan menghemat energi.Besaran yang paling banyak diukur : posisi, force,
kecepatan, percepatan, tekanan, level, flow, temperature.
2. Spesifikasi Statik
- Ditentukan oleh manufacturer melalui kalibrasi.
Error :
·
Definisi :
perbedaan antara nilai variabel yang sebenarnya dan nilai pengukuran variabel.
·
Seringkali nilai sebenarnya tidak diketahui.
Untuk kasus tersebut accuracy akan menunjukkan range/bound
kemungkinan dari nilai sebenarnya.
Accuracy :
·
Istilah ini digunakan untuk menentukan error
keseluruhan maksimum yang diharapkan dari suatu alat dalam pengukuran.
·
Accuracy biasanya diekspresikan dalam inaccuracy.
·
Beberapa jenis accuracy terhadap :
1.
Variabel yang diukur.
Misal : akurasi dalam pengukuran suhu ialah 2oC,
berarti ada ketidak akuratan (uncertainty) sebesar 2oC pada
setiap nilai suhu yang dikur.
2.
Prosentase dari pembacaan Full Scale instrumen.
Misal : akurasi sebesar 0.5% FS pada meter
dengan 5 V Full Scale, berarti ketidakakuratan pada sebesar 0.025 volt.
3.
Prosentase span (range kemampuan pengukuran
instrumen).
Misal : jika sebuah alat mengukur 3% dari span untuk
pengukuran tekanan dengan range 20-50 psi, maka akurasinya menjadi sebesar (0.03) (50 – 20) = 0.9 psi.
Sensitivity
- Definisi : perubahan pada output insrtumen untuk
setiap perubahan input terkecil.
- Sensitivitas yang tinggi sangat diinginkan karena
jika perubahan output yang besar terjadi saat dikenai input yang kecil,
maka pengukuran akan semakin mudah dilakukan.
- Misalnya, jika sensitivitas sensor temperatur sebesar
5mV/oC berarti setiap perubahan input 1oC akan
muncul output sebesar 5 mV.
Repeatibility
- Definisi : pengukuran terhadap seberapa baik output
yang dihasilkan ketika diberikan input yang sama beberapa kali.
- Repeatibility vs Accuracy (lihat Gambar 3-3, “ICE”)
- Persamaan :
repeatibility =
Hysteresis
- Definisi : perbedaan output yang terjadi antara pemberian input menaik dan pemberian input menurun dengan besar nilai input sama. (Lihat Gambar 3-6, “Industrial Control Engineering”)
- Salah satu indikator repeatability.
Linearity
·
Definisi : hubungan antara output dan input
dapat diwujudkan dalam persamaan garis lurus.
·
Linearitas sangat diinginkan karena segala
perhitungan dapat dilakukan dengan mudah jika sensor dapat diwujudkan dalam
persamaan garis lurus. (Lihat Gambar 3-3, “ICE”).
3.
Spesifikasi Dinamis
- Menunjukkan seberapa baik respon sensor terhadap perubahan pada inputnya secara kontinyu dan teratur.
- Dilakukan dengan memberikan input step dan sinusoidal.
Input Step
- Jika sensor berorde satu, parameter yang
diamati : rise time, time constant, dan dead time. (Lihat
Gambar 3-8 sampai 3.10, “ICE”)
- Rise Time : waktu yang diperlukan
agar output mencapai 10 – 90% dari respon penuh saat diberikan input
step.
- Time Constant : waktu yang
diperlukan output untuk mencapai 63.2% dari nilai maksimal yang mungkin.
- Dead time : waktu yang diperlukan
output untuk mulai berubah.
- Jika sensor berorde dua, parameter yang
diamati : damping coefficient, resonant frequency, settling
time, dan percent overshoot. (Llihat Gambar
3-11, 3-12, “ICE”)
- Damping coeffecient dan resonant frequency menentukan bentuk dan waktu respon sensor.
- Settling time adalah waktu yang diperlukan sampai terbentuk output yang diinginkan.
- Percent Overshoot adalah besarnya lonjakan respons output dibanding kondisi stabil.
4. Pertimbangan dalam Desain
Misal : temperature
transducer
1.
Identifikasi “natur” pengukuran
Tahap ini meliputi nilai nominal dan range pengukuran temperatur, kondisi
fisik lingkungan dimana pengukuran dilakukan, kecepatan pengukuran yang
diperlukan, dan lain-lain
2.
Identifikasi sinyal output yang dibutuhkan
Kebanyakan output yang dihasilkan sebesar : arus standar 4 – 20 mA atau
tegangan yang besarnya diskalakan untuk mewakili range pengukuran temperatur.
Mungkin ada kebutuhan lain sepertai isolasi impedansi output, dan lain-lain.
Dalam beberapa kasus mungkin diperlukan digital encoding pada output.
3.
Memilih sensor yang tepat.
Berdasar
langkah pertama, kita pilih sensor yang sesuai dengan spesifikasi : range dan
lingkungan. Selanjutnya, harga dan ketersediaan sensor juga harus
dipertimbangkan.
4.
Mendesain pengkondisi sinyal yang dibutuhkan.
Dengan
pengkondisi sinyal, output dari transducer akan diubah menjadi bentuk sinyal
output yang kita perlukan.
0 komentar:
Posting Komentar
LET'S COMMENT